Minggu, 08 Februari 2015

Mari Didik Adik Kecil dan Anak-anakmu



Ini adalah beberapa hal yang saya rasa, bisa menjadi nasihat yang baik untuk adik kecil atau anak-anak kita. 


Jangan mengendarai motor sebelum waktunya
Semakin banyak pengendara motor yang umurnya masih anak-anak. Saya heran, orangtua mereka, bukannya melarang, malah kesannya bangga, kalau anaknya masih kecil tapi sudah bisa mengendarai motor. Anak-anak kan belum mengerti soal bahaya, soal berkendara yang baik dan benar. Coba saja lihat tingkah mereka di jalanan. Tanpa helm, kebut-kebutan, berkendara sambil ngobrol, sambil bercanda atau memainkan hp. Pandangannya tidak jelas ke mana. Mereka belok ke kanan dan kiri seenaknya, menekan gas juga seenaknya.

Orangtua mereka ini, apa tidak khawatir kalau terjadi sesuatu dengan anaknya ya? Padahal, kalau ada apa-apa, yang rugi kan mereka sendiri. Apa pun alasannya, si anak yang salah atau benar, mereka tetap saja salah karena mengemudi sebelum waktunya, belum memiliki izin dan dalam hal ini orangtua yang seharusnya bertanggung jawab. Malahan, terkadang, sudah tau ini salahnya sendiri, masih ada yang menyalahkan orang lain.

Kalau termakan kesalahan sendiri, ya mau bilang apa? Nah kalau ada orang lain yang jadi korban, mau tanggung jawab atau tidak?

Jangan bermain di jalanan
Kalau yang usianya anak-anak, biasanya mereka ini sedang main rama-ramai, misalnya bersepeda atau mengejar layangan. Lagi-lagi mereka tidak fokus pada jalanan di depan, juga tidak sadar ada banyak motor dan mobil di belakangnya. Kalau yang usia ABG, nah ini yang 'lucu', sudah besar kok masih main di jalan. Biasanya mereka ini bercanda, saling 'menggoda' satu sama lain. Dengan centilnya jejeritan di pinggir jalan, rata-rata di depan sekolah mereka.

Mereka ini biasanya kalau diingatkan dengan klakson, malah marah. Kalau sudah terserempet, mungkin baru sadar. Siapa yang salah? Umumnya pengendara yang disalahkan, terutama pengendara mobil, apalagi kalau mobilnya mewah.

Jangan mengambil yang bukan miliknya
Kasus yang paling sering terjadi, anak-anak mengambil buah-buahan di pohon orang. Kalau meminta dulu dan sudah diizinkan, itu tidak jadi soal tapi kalau 'langsung hajar', walaupun itu cuma rambutan tetangga, tetap saja kan namanya mencuri.Tidak sedikit dari anak-anak ini yang ketika ditegur oleh pemilik pohon, mereka akan lebih kasar, bisa jadi mengadu pada orangtua dan akhirnya, orangtua mereka marah-marah mendatangi orang yang memarahi anaknya.

Coba kita balik keadaannya, kalau itu pohon rambutan milikmu, disiram berhari-hari, dipupuk, dipangkas, terus ketika sudah berbuah, diambil orang dengan cara dirusak. Apa mau? Kamu marah atau diam saja? Karena biasanya anak-anak ini melempari pohon, dengan sendal jepit atau batu. Bisa juga dirusak dengan dipukul-pukul dengan kayu. Kalau mengenai kaca atau orang, bagaimana? Belum lagi soal sampah yang berserakan. 

Jangan membuat kegaduhan di tempat orang
Biasanya karena lahan di sekitar rumah mereka, tidak cukup untuk dipakai bermain (atau bisa jadi karena kamu memarahi mereka yang berisik), jadilah mereka bermain di sekitar rumah orang lain. Ada yang bermain bola sampai menutup jalanan, ada yang bermain petasan dsb. Coba dengar jeritan mereka, kadang-kadang isinya mencengangkan loh, kok bisa anak kecil sudah berbicara kasar begitu.

Saya tidak setuju dengan istilah 'kenakalan anak-anak' ini adalah hal biasa dan jangan menyamaratakan kalau setiap orang semasa kecilnya pasti melakukan hal-hal seperti ini. Karena mereka seharusnya dari usia dini ini sudah di didik dengan baik, itu gunanya mereka bersekolah dan itulah gunanya nasihat orangtua kan? Dengan cara penyampaian yang sederhana, mudah dimengerti, secara perlahan dan terus-menerus, mungkin perilaku mereka akan jauh lebih baik.


image: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar