Minggu, 11 Januari 2015

Dikerjai Petugas Service AC



'Sudah jatuh, tertimpa tangga'. AC di salah satu kamar di rumah, sudah beberapa hari ini enggak dingin dan menetes terus. Enggak cuma bikin banjir di lantai, suara tetesan air yang jatuh di ember juga berisik sekali. Oh ya, mungkin karena belum di service. Kebetulan, urusan service AC ini, kami cukup tertib, AC di rumah selalu di service, setidaknya per tiga bulan sekali.

Karena kepepet, yang bukan langganan pun akhirnya dipanggil (dari brosur-brosur yang biasa di gantung di pagar). Langganan kami katanya sedang sibuk, jadi harus menunggu giliran. Mungkin sibuknya mengalahi pak Jokowi.

Pagi itu, datanglah dua orang petugas service AC. Kalau dilihat-lihat, 'wujudnya', beda banget dengan langganan kami yang berseragam rapi dan sopan. Orang-orang ini membersihkan AC, sesekali merokok sambil keluar masuk rumah. Karena enggak kenal dengan mereka, saya mengutus adik laki-laki saya untuk mengikuti mas-mas ini, tapi yaaah namanya juga orang enggak ngerti tentang ini sama sekali, jadi menurut si adik, semuanya baik-baik saja.

Setelah selesai dan orang-orang ini pergi, kami sekeluarga juga pergi. Semua AC yang habis di service tadi langsung dimatikan.

Kami pulang malam hari. Pas istirahat sambil nonton tv, AC kami kok mati terus ya, sekian menit sekali. Kami pikir, mas tadi mungkin enggak sengaja pencet timer. Tapi setelah dilihat, timernya off. Barulah kami sadar kalau ada yang enggak beres dengan AC-AC kami yang tadi di service.

Kami service 5 AC sekaligus. Kira-kira, inilah hasilnya:
  1. AC A. Awalnya kurang dingin, setelah di service, semakin enggak dingin, mesin mati  per sekian menit.
  2. AC B. Awalnya kurang dingin, setelah di service, tetap enggak dingin.
  3. AC C. Awalnya enggak dingin, setelah di service, tetap sama.
  4. AC D. Kondisi sebelum dan sesudah di service, sama. Dingin.
  5. AC E. Awalnya kurang dingin dan netes, setelah di service, cuma keluar angin saja.
Sesuai perjanjian, kalau ada yang bermasalah, telepon saja, petugas bakal datang lagi. Nah, besoknya, mereka datang lagi setelah kami komplain. Dari dua orang yang datang kemarin, satunya orang yang sama, satunya baru lagi. Ketika ditanya, tentang kira-kira apa penyebab AC kami malah jadi enggak beres, berceritalah si petugas itu panjang lebar. 'Freon kosong', dan sebagainya. Itu kata dia.. Dan ketika ditanya pun, cara bicaranya kurang sopan, melawan pula.

Karena kesal, walaupun mereka belum selesai bertanggung jawab, saya usir saja mereka.. Pas sekali, ketika sedang marah-marah, ada petugas langganan kami sedang ada jadwal membersihkan AC tetangga, saya langsung panggil sebentar, minta tolong cek AC kami.

Hasilnya:
  1. AC A. Freonnya dikosongkan. Katanya, beberapa jenis AC, bakal rusak hingga ke remote kalau freonnya bermasalah. Jadi, orang ini, cita-citanya, supaya kami membayar lagi untuk pengisian freon.
  2. AC B. Intinya, ada sesuatu yang diakali, jadi freon enggak berfungsi dengan baik dan ada baut-baut di mesin yang hilang. Supaya mengisi freon juga..
  3. AC C. Ok, AC ini ternyata memang rusak.
  4. AC D. AC ini baik-baik saja. Katanya, 'Ini kan AC baru, Mbak, jadi susah mau dikerjai'.
  5. AC E. Sama kayak AC B, tapi baut tidak ada yang hilang.
Kesal untuk ke sekian kali. Kali ini kakak laki-laki saya yang menelepon si pemilik tempat service AC. Setelah melapor apa yang sudah dilakukan sama petugas-petugasnya, si pemilik malah merasa tidak terima, ikut marah dan mengancam bakal mengadu ke polisi, plus, 'nanti ada empat orang yang mengurus ke rumah Anda'.
Disangkanya, kami cuma mengada-ada. Bodohnya, markas polisi yang dia sebut, adalah tempat nongkrong kakak saya yang kebetulan juga punya lencana.

Akhirnya, karena takut, besoknya, si pemilik mendatangkan dua orang petugasnya ke rumah saya untuk menyelesaikan masalah. Petugas baru ini bilang, 'dua orang kemarin sudah dipecat, karena sebetulnya sudah beberapa kali ketahuan sengaja merusak AC orang dan bohong soal biaya ini-itu'.

Dua petugas ini berusaha menyelesaikan masalah (walaupun enggak tuntas banget) dengan lumayan baik. Sambil sedikit gemetar, karena di dekat perkakasnya ditaruh empat peluru. Cuma ditaruh loh ya, alhamdulillah kami masih waras.

Oalaaah, Pak.. Sudah tau karyawannya enggak bener, kok masih dipakai, dibela pula!


image: sharp Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar